Kebahagiaan Terindah
Oleh : Syarofin Arba
Bahagia adalah impian semua manusia. Lantas apa makna bahagia yang sesungguhnya? Bahagia ternyata bukanlah yang berhasil kita dapatkan dari apa yang kita inginkan. Melainkan bila kita berhasil mendapat kebaikan dalam kehidupan atau dengan kata lain kehidupan yang membawa kebaikan. Karena sesuatu yang berhasil didapat belum tentu menjadi kebaikan.
Kebaikan sendiri bermakna sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau yang diinginkan, yang mendatangkan rahmat dan rasa bahagia. Sedang bahagia adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan kesenangan, kepuasan dan ketentraman hidup secara lahir dan batin. Karenanya ada korelasi erat antara bahagia dan kebaikan.
Dalam banyak ayat Al-Qur’an kebahagiaan dikaitkan dengan dua unsur yakni kebaikan dan keabadian.
Kebahagiaan di dunia bersifat sementara, sedangkan kebahagiaan di akherat bersifat kekal abadi (kholidina fiha abada). Maka kebahagiaan yang hakiki hanya ada di akherat.
Jangan sampai kebahagiaan dunia justru memperdaya kita hingga melalaikan kebahagiaan hakiki di akherat.
Terkadang ada kekeliruan dalam memahami kebahagiaan hakiki yang telah diberikan Allah. Banyak manusia yang mengukur kebahagiaan dengan nilai kekayaan yang bersifat materi. Dampaknya kemudian memunculkan sifat egoisme, serakah, dan koruptif.
Padahal kebahagiaan sangat jauh jika hanya diukur dari kekayaan materi semata. Kebahagiaan juga berupa kesehatan, ketenangan, ketentraman hati, kesempatan, keyakinan aqidah, dan sebagainya.
Hendaknya kita pahami pula bahwa rasa bahagia tidak bisa kalau hanya bertumpu pada harapan kita. Apabila yang kita inginkan belum terwujud, janganlah kita kecewa dan gundah gulana. Ketika kita merasa segala sesuatu tidak berjalan sebagaimana yang kita harapkan, sadarilah bahwa sesungguhnya Allah sedang menjalankan rencanaNya yang lebih baik untuk kita.
Allah sendiri telah menyatakan “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah yang mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
Rencana Allah yang diberikan kepada kita adalah sebaik-baik rencana. Hanya kita tidak memahami. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan, tetapi Allah lah yang akan menentukan hasilnya.
Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana, maka pilihan Allah pasti yang terbaik untuk hambaNya. Dan pilihan Allah tidak akan pernah salah. Berbeda dengan pilihan kita yang kerap kali salah karena didasari sikap egosentrisme dan ketidaktahuan.
Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA berkata bahwasanya barangsiapa yang bersandar pada baiknya pilihan Allah untuknya, maka dia tidak akan mengharapkan sesuatu selain keadaan yang Allah pilihkan untuknya. Inilah batasan sikap selalu ridha terhadap segala sesuatu ketentuan takdir dalam semua keadaan yang Allah berlakukan bagi hambaNya.
Adakalanya kita tidak sabar ingin segera melihat hasil. Ingin mendapatkan sukses yang kita harapkan. Itu tabiat lumrah manusia. Hanya perlu pula disadari bahwa untuk sampai pada titik keberhasilan, butuh proses. Ada rangkaian tahapan yang mesti dilewati. Perlu kesabaran plus prasyarat di dalamnya.
Artinya untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, mesti melewati usaha dan perjuangan. Tidak jarang perjuangan yang ditempuh berliku penuh tantangan. Melewati banyak rintangan, onak duri, jatuh bangun, hingga berdarah-darah.
Apakah dengan semua upaya itu membuahkan hasil seperti yang diharapkan? Ternyata tidak. Malah sebaliknya, hasil yang diterima kerap jauh panggang dari api. Bukan untung, tapi malah buntung. Bukan income yang didapat, melainkan kerugian. Bukan kebahagiaan yang dirasa, tapi justru derita. Lho kok bisa begitu? Terus bagaimana agar kita bisa menggapai kesuksesan dan kebahagiaan?
Menurut Ibnu Qoyim, Allah tak akan menahan sesuatu yang kita inginkan, kecuali karena ditahan itu mendatangkan kebaikan yang tidak kita ketahui.
Terkadang Allah menghalangi rencana kita untuk menguji keyakinan dan kesabaran kita. Keyakinan dan kesabaran itulah kuncinya.
Maka perlihatkan kesabaran kita yang indah. Perkokoh keyakinan dan amalan terbaik kita. Maka Allah akan tunjukkan karunia kesuksesan dan kebahagiaan terindah.
(Rofiqoh - Maharani)