Harti Hartidjah.SE.,SH., M.Th., M.Kn. Dewan Penasehat Organisasi Tujuh Talino Pantak Ne Kupakng dan Wabendum DPP DPP Partai Demokrat : Perayaan Cap Go Meh Simbol Keberagaman

Harti Hartidjah.SE.,SH., M.Th., M.Kn. Dewan Penasehat Organisasi Tujuh Talino Pantak Ne Kupakng dan Wabendum DPP DPP Partai Demokrat : Perayaan Cap Go Meh Simbol Keberagaman
Harti Hartidjah Harti Hartidjah.SE.,SH., M.Th., M.Kn bersama dengan warga suku Dayak yang tergabung dalam organisasi Tujuh Talino Ne Kupakng . (foto istimewa)

Pontianak, Jnews

Setelah mengakhiri "pulang kampung" merayakan Cap Go Meh di tanah kelahiran tokoh wanita asal Pontianak yang juga Wakil Ketua Bendahara Umum DPP Partai Demokrat  dan Dewan Penasehat Organisasi Tujuh Talino Pantak Ne Kupakng, Harti Hartidjah .SE.,SH., M.Th., M.Kn.  menutupnya dengan berdiskusi bersama sejumlah tokoh adat dan warga suku Dayak.

Dalam obrolan santai di sebuah umah makan Harti hartidjah menyampaikan pentingnya persatuan dan persaudaraan di Tanah Pontianak.

Harti menekankan tentang kebersama yang teramat baik antar suku, sudah dilihatnya secara nyata dalam sepekan menghadiri perayaan Cap Go Meh di Singkawang Pontianak Kalimantan Barat.

Rasa syukur masih eratnya pertalian persaudaraan ini disampaikannya di tengah dialog santai bersama warga suku Dayak yang tergabung dalam organisasi Tujuh Talino Pantak Ne Kupakng.

"Kemarin saya lihat atraksi atraksi tatung ditampilkan oleh pemuda dan pemudi Dayak yang tergabung di Tujuh Talino Pantak Ne Kupakng . Padahal kita tahu Cap Go Meh adalah hari raya suku Tionghua.Mantap dan patut kita jaga bersama kebersamaan seperti ini." lanjut Harti penuh haru.

Bagi Harti kebersaam dan persatuan, akan selalu menciptakan keharmonisan dan kedamaian hidup berbangsa tetap terjaga sampai kapanpun, karena keberagaman dan perbedaan bukanlah sesuatu hal yang harus diperdebatkan.

Seperti diketahui Organisasi Tujuh Talino Pantak Ne Kupakng dengan Tapak Tujuh Barok Merah ikut serta meramaikan kemeriahan Perayaan Cap Go Meh dengan atraksi Tatung yang cukup terkenal.

Tatung ini keliling kota sambil membaca doa pengusir roh jahat. Dia singgah di beberapa pekong atau kelenteng untuk memberikan penghormatan. Mereka menunjukkan kemampuan tahan terhadap benda tajam dan runcing. Tradisi inilah yang masih dapat dijumpai saat Cap Go Meh di Singkawang.

(roh/din)