Makam Jhemy Antok Losa Dibongkar, Diduga Korban Penganiayaan

Kendal, JNews
Desa Trisobo, Boja Kendal - Senin pagi perhatian publik tertuju pada Pemakaman Umum [TPU] Desa Trisobo Boja Kendal. Makam Antok, yang meninggal sepekan lalu (30/5), telah dibongkar untuk dilakukan otopsi oleh dokter forensik RS. Bhayangkara Polda Jawa Tengah.
Kematian tragis Antok menimbulkan desas-desus bahwa ia meninggal akibat mendapat kekerasan fisik dan penyiksaan oleh oknum aparat. Hal ini semakin meyakinkan keluarga dan warga sekitar bahwa Antok adalah korban salah sasaran. Setelah 40 hari pemakamannya, foto-foto penganiayaan dan video interogasi beredar luas di kalangan publik, termasuk keluarganya, yang mengungkap bahwa Antok meninggal akibat penganiayaan dan penyiksaan setelah dituduh mencuri sebuah televisi di Perumahan Rafada Meteseh 2 The Forest Boja. Fakta-fakta dan kejanggalan ini mendorong keluarga korban untuk menempuh jalur hukum guna mencari keadilan.
Proses pembongkaran makam Antok dilakukan dengan pengawalan ketat dari satu truk Dalmas Polres Kendal. Sejauh tiga meter dari makam korban, dipasang garis polisi (Police Line) dan tenda, serta penutup tenda sebagai tempat pelaksanaan otopsi. Berbagai kendaraan seperti mobil Dalmas, Inavis, dan Dokkes RS. Bhayangkara Polda Jawa Tengah, serta mobil pribadi petugas pengaman, berderet-deret memenuhi area parkir makam Trisobo.
Menurut Paidi (56), salah satu penggali kubur dari tetangga desa lain, jenazah Antok ditemukan dalam kondisi utuh, baik, dan tidak menyengat. Hal tersebut menjadi hal langka, karena jarang sekali jenazah yang tetap utuh setelah melewati masa lebih dari 50 hari. Paidi mengungkapkan bahwa ia hanya diminta untuk menggali kubur dan nantinya menguburkannya kembali, karena penggali kubur warga desa setempat menolak melakukan tugas tersebut karena rasa iba.
Keluarga korban menyatakan tidak keberatan dengan dibongkarnya makam almarhum Jhemy Antok Losa, terutama demi kepentingan otopsi untuk mengungkap peristiwa yang sebenarnya. Heru Kusmiyanto (43), selaku paman korban, mengungkapkan bahwa keluarga berharap dengan dilakukan otopsi, arwah Antok dapat beristirahat dengan tenang, sementara pelaku dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatannya.
Pelaksanaan otopsi dilakukan selama hampir lima jam. Kontributor jakerham.com tidak berhasil mewawancarai petugas dokter otopsi karena proses tersebut dijaga ketat oleh tim gabungan. Meskipun begitu, dapat dipastikan bahwa otopsi yang dilakukan oleh RS. Bhayangkara Polda Jawa Tengah dan Inavis bertujuan untuk melengkapi alat bukti dugaan penganiayaan yang menyebabkan hilangnya nyawa Antok.
Hingga berita ini ditulis, proses penyelidikan masih berlangsung dan pihak berwenang berupaya mengungkap kebenaran di balik meninggalnya Jhemy Antok Losa akibat dugaan penganiayaan. Semoga proses hukum dapat membawa keadilan bagi keluarga korban dan masyarakat.
(Arif Darma/JNews)