Walet Basura Nusantara Memelihara Jamparing dan Napak Tilas Sejarah Panah di Tanah Sunda

Walet Basura Nusantara Memelihara Jamparing dan Napak Tilas Sejarah Panah di Tanah Sunda
Nursidik Pengurus Walet Basura Pajajaran Bidang Dokumentasi dan Humas bersama Ketua Majelis Cendikiawan Keraton Nusantara ULi Sigar Paramitha Rusadi (foto istimewa)

Cianjur, Jnews

Sebagai budaya dan peninggalan adiluhung nenek moyang di tanah sunda,Jamparing atau panahan tradisional tetap lestari.

Jamparing pada catatan sejarah menjadi salah satu senjata andalan para prajurit Pajajaran di masa lalu.Selain menjadi senjata ampuh Jamparing juga jadi simbol kejayan masa Kerajaan Sunda di jaman Raja Prabu Sanjaya.

Bahkan pasukan bersenjata Jemparing di masa itu tak pernah terkalahkan di setiap laga peperangan.

Menurut Ketua Majelis Cendikiawan Keraton Nusantara, Bunda Ratu Sunda Nusantara,Uli Sigar Paramitha Rusadi, sejarah mencatat keberadaan Jemparing sudah ada sejak lama di Bumi Pasundan.

"“Walet Basura Pajajaran, adalah pasukan perang Pajajaran yang tangguh dengan mengunakan senjata panahan (Jamparing) yang belum pernah terkalahkan pada masa Kerajaan Sunda ketika itu Raja Prabu Sanjaya,"ungkapnya.  

Terinsipirasi dengan nama pasukan tersebut, maka dibentuklah organisasi Walet Basura Pajajaran yang fokus melestarikan panahan tradisional Jamparing.

Berbagai kegiatan dilakukan untuk melestarikan Jamparing.Salah satunya dengan menggelar kegiatan kompetisi di tingkat kabupaten dan propinsi.

Seperti yang digelar di Tasikmalaya beberapa waktu lalu. Dimana ratusan peserta  menggunakan pakaian tradisional ciri khas sunda berkompetisi, dengan kategori anak-anak, dan dewasa, mengadu ketangkasan membidik panahan tradisional.

Dalam kesempatan tersebut sekaligus pengukuhan pengurus Walet Basura Pajajaran Tasik Raya, Minggu (22/1/2023.

Pengurus Walet Basura Pajajaran. Panglima Basura/ Abah Wiranta. PUBDOK/Nursidik. Penasehat/ Yopi. Ketua Majelis Cendikiawan Keraton Nusantara Kab.Cianjur/Nking Ganjar. 


(roh/n)